• Latest News

    Saturday, February 27, 2016

    Cinta Bermodal Dusta (Cerpen)

    CINTA BERMODAL DUSTA

    Fanya membuka mata. Ia dikejutkan dengan kedatangan sahabat-sahabatnya. Ia mencoba mengucek-ngucek matanya untuk lebih meyakinkan penampakan yang ia lihat tersebut. Ternyata memang benar. Ia lupa bahwa hari itu adalah hari jadinya, hari ulang tahunnya. Perlahan, muncul seseorang dari pintu kamarnya yang berjalan mendekatinya seraya membawa sebuah kue ulang tahun lengkap dengan lilinnya. Orang itu adalah Ray, kekasih Fanya yang telah menjalin hubungan selama hampir 5 tahun dengannya.
    Ray sengaja memakai kaos dengan warna pink, warna favoritnya Fanya. Kaos tersebut di lengkapi dengan tulisan “I love U” yang membuat Fanya kian sumringan melihat perbedaan yang dilakukan Ray kala itu. Ia tidak percaya itu Ray, kekasihnya. Ray paling anti dengan warna pink karena itu menurutnya warna khusus untuk perempuan. Sesungguhnya ia lebih senang dengan warna biru.
    Itulah Ray. Ia rela melakukan apa saja untuk menyenangkan hati Fanya. Sekalipun ia harus berhadapan dengan sesuatu yang tidak ia sukai. Demi Fanya, ia rela mengorbankan apa saja, sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya. Mungkin inilah yang dinamakan dengan cinta. Suatu hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak suka menjadi suka sekalipun sesungguhnya itu bertentangan dengan dirinya.
    Fanya terharu dengan surprice yang diberikan keluarga, sahabat dan kekasihnya itu. Ia sangat bahagia bahwa masih banyak orang di sekitarnya yang mempu dengan tulus menyayanginya. Termasuk juga Ray. Seorang yang ia kenal sebagai pengusaha yang muda yang kaya raya. Awalnya ia juga tidak menyangka bahwa aka dipertemukan dengan Ray apalagi sampai menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dengannya hingga saat ini.
    Setelah menyanyikan lagu happy birthday hingga pemberian potongan kue pertama oleh Fanya yang ia berikan kepada kedua orang tuanya yang turut hadir kala itu di kamarnya itu, Pak Hadi dan Bu Mira. Potongan kue berikutnya ia berikan kepada Ray, lelaki yang sangat ia cintai dan ia dambakan untuk menjadi pendamping hidupnya kelak. Potongan kue selanjutnya pun barulah ia berikan kepada para sahabatnya yang sesungguhnya telah lama menunggu giliran mereka tiba. Ia pun hanyut dalam perayaan tersebut. Ia semakin menyadari
    bahwa usianya sudah tidak muda lagi. Ia sudah 26 tahun. Hanya terpaut 2 tahun dengan Ray yang berusia 28 tahun. Usia yang sudah matang.
    Sesaat kemudian terliahat Ray tampak tengah mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Sebuah kotak kecil berbentuk love yang di bungkus dengan kain bludru warna merah. Semua yang hadir di dalam ruangan tersebut tampak hening menyaksikan apa sesungguhnya yang akan di utarakan Ray kepada Fanya. Helena, salah satu sahabat Fanya yang turut hadir pada saat itu menaruh perasaan curiga kepada Ray karena gelagatnya yang seperti orang yang hendak melamar kekasihnya untuk segera menikah.
    Ray pun duduk di pinggir tempat tidur Fanya dan berhadapan muka dengan Fanya yang duduk di tempat tidurnya itu. Fanya pun sampai salah tingkah dibuatnya.
    “Apa itu Ray..??” tanya Fanya untuk mengcairkan sedikit suasana yang ia rasa mulai tegang tersebut.
    Ray membuka kotak tersebut dan memperlihatkannya kearah Fanya. Semua yang melihat benda tersebut terpukau. Itu sebuah cincin yang di hiasi dengan permata berlian di tengahnya. Siapapun yang melihat akan takjub dengan keindahannya.
    “Ray, ini maksudnya apa ya??” tanya Fanya semakin bingung tak mengerti.
    “Fan, kita sudah menjalin hubungan hampir lima tahun lamanya. Aku ingin hubungan kita segera diresmikan. Mengingat usia kita masing-masing yang sudah matang, aku ingin hubungan kita ini juga semakin matang dan makin serius. Aku serius sama kamu. Aku ingin hubungan kita lebih dari sekedar kekasih. Aku ingin kamu menjadadi pendamping hidupku selamanya Fan… maukah kamu menjadi istriku Fanya ??” jawab Ray mengutarakan keinginannya untuk segera menikahi Fanya.
    “Kamu serius Ray ??” tanya Fanya lagi untuk meyakinkan dirinya.
    “Ya serius Fan...untuk hal seperti ini aku tidak mungkin main-main Fan, aku tidak mungkin sembarangan mnentukan pendamping hidupku. Apalagi hal ini menyangkut masa depan. Sekarang aku telah menentukan pilihan, yaitu kamu Fan,” jelas Ray.
    Meskipun hal tersebut terjadi bertepatan pada hari ulang tahunnya, namun ia merasa ada yang aneh. Bukannya ia tidak suka atau berniat menolak lamaran kekasihnya itu, namun lebih karena hal tersebut terjadi saat ia masih tampak sembrawutan karena bangun tidur dan
    belum sempat ngapa-ngapain. Ia merasa keadaan tersebut kurang pas untuk hal yang sepenting itu. Fanya ingin Ray datang melamarnya secara formal dengan membawa serta kedua orang tuanya untuk bertemu dengan dirinya, Ayah serta ibunya. Ray pun mengerti dengan permintaan kekasihnya tersebut. Ia setuju dengan keputusan Fanya. Besok ia akan datang beserta kedua orang tuanya kerumah Fanya, kekasihnya yang begitu ia cintai itu.
    Setelah semua kesepakatan yang juga turut serta di dengarkan oleh Ayah dan Ibu Fanya itu selesai, Helena berniat mngusili Fanya dengan membalurkan krim yang ada pada kue tersebut pada wajah Fanya. Seketika suasana mnjadi ribut, karena terjadi perlawanan yang turut pula dilakukan oleh Fanya untuk membalaskan perlakuan sahabatnya tersebut. Pak Hadi dan Bu Mira segera meninggalkan ruangan tersebut yang kemudian di susul oleh Ray yang ikut melarikan diri dari situasi tidak aman tersebut. Fanya dan sahabat-sahabatnya tersebut tidak menyadari. Mereka tengah asyik berlumuran krim yang membuat kamar Fanya terlihat seperti kapal pecah. Pintu kamar yang dibiarkan terbuka itu membuat aksi mereka tersebut terlihat dari luar kamar. Ray hanya tertawa geli melihat peristiwa yang tengah terjadi tersebut dari luar kamar. Begitu juga dengan Ayah dan Ibu Fanya.

    ∞∞∞

    Hati Fanya kian berbunga-bunga saat mengetahui dirinya akan segera dipersunting oleh Ray yang sangat ia cintai itu. Ia ingin hari bahagia itu lekas tiba. Bu Mira, ibunya sudah pernah menanyakan kapan aku akan menikah.mengingat umurku yang sudah sepatutnya untuk menikah.
    “Anak perempuan tidak baik lama-lama menikah. Nanti bisa-bisa susah nyari lelaki yang mau sama kita karena sudah tua. Bahkan bisa jadi perawan tua lho…” kata Ibu yang menyatakan kepercayaan orang zaman dahulu kalau lama-lama menikah atau bahkan telat menikah bagi yang perempuan.
    Menjadi perempuan memang tidak mudah. Kita tidak bisa sembarangan dalam menentukan pasangan hidup yang akan menjadi imam kita nantinya di dunia akhirat. Banyak hal yang perlu diperhatikan. Kita harus mengenal dan tahu betul siapa lelaki yang akan mempersunting kita kelak. Bagi sebagian orang,mungkin di sinilah perannya cinta.
    Melalui cinta, seseorang bisa mengenal calon pendampingnya secara lebih dalam dan serius lagi. Hal tersebut dinamakan juga dengan sistim penjajakan. Dimana seseorang dapat berprilaku sedemikian rupa untuk menampilkan sipa dirinya kepada pasangannya. Guna untuk lebih mengetahui sifat dan karakter masing-masinng.
    Ketika cinta sudah bicara, kadang seseorang tidak dapat lagi befikir tentang hal lainnya karena fikirannya hanya tertuju pada cintanya tersebut. Seseorang rela jatuh bangun hanya untuk mengejar dan memperjuangkan cintanya. Kadang cinta bisa membutakan mata, hati, dan fikiran seseorang. Syukur-syukur apabila mendapat cinta yang mampu menuntun kita ke jalan yang lebih baik, maka nantinya kita akan mendapatkan sesuatu yang dinamakan dengan kebahagiaan. Akan tetapi apabila mendapat cinta yang benar-benar membutakan, maka sengsara yang akan melanda.
    Ray memang telah dikenal baik oleh kedua orang tua Fanya. Ia terlihat akrab dengan Ayah Fanya suatu saat ketika Ray betamu ke rumah Fanya. Mereka berdua tampaknya tengah asyik membicarakan masalah bisnis. Ayah Fanya adalah seorang direktur di sebuah perusahaan swasta. Sedangkan Fanya sendiri adalah seorang auditor pada perusahaan yang dipimpin oleh ayahnya tersebut.
    Selain dengan ayahnya, Ray juga pandai mengambil hati Bu Mira, ibunya Fanya. Ia menceritakan semua tentang keluarganya guna untuk meyakinkan Bu Mira. Ray memang sangat akrab dengan keluarga Fanya. Hal tersebut membuat Fanya merasa senang dan yakin dengan kesungguhan Ray. Ia merasa bahwa Ray adalah cinta yang diberikan Tuhan untuknya. Cinta yang menurutnya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Hanya dirinya dan Tuhan yang tau seberapa besar cinta yang dimilikinya untuk Ray, sang kekasih hatinya.

    ∞∞∞

    Sebuah sedan mewah berhenti tepat di pekarangan rumah Fanya. Jantungnya berdegup kencang. Ini akan menjadi salah satu hari yang bersejarah dalam hidupnya. Tampak seorang pria turun dari mobil tersebut dengan berpakaian rapi, lengkap dengan jas hitamnya yang membuat penampilan pria tersebut lebih gagah. Hati Fanya merasa resah dan berdebar-debar manakala Ray datang memenuhi kesepakatan yang telah mereka sepakati itu.
    Ray hanya terlihat sendirian mengunjungi rumah kekasihnya. Fanya pun heran dan bertanya-tanya di mana gerangan kedua orang tua Ray. Bukankah mereka telah membuat kesepakatan sebelumnya mengenai lamaran tersebut ? Berbagai pertanyaan mulai bermunculan di benak Fanya. Ada terbesit kecurigaan di sana.
    Fanya tak mau ambil pusing perihal apa yang tengah ia fikirkan. Ia hanya berharap supaya mendapat penjelasan dari Ray mengapa ia tidak beserta kedua orang tuanya, seperti yang diinginka Fanya.
    Acara lamaran pun dimulai. Ray terlebih dahulu menjelaskan kenapa orang tuanya tidak bisa hadir.
    “Sebelumnya saya mewakili kedua orang tua saya untuk meminta maaf karena berhalangan hadir. Beliau berdua tengah menjalankan tugas di luar kota selama beberapa hari ke depan,” jelas Ray kepada keluarga Fanya.
    Kedua orang tua Fanya bisa memaklumi akan kessibukan kedua orang tua Ray. hanya saja ada kekecewaan yang tersirat dari raut wajah Fanya. Padahal ia juga ingin mengenal orang tua Ray. ia juga ingin seperti Ray yang telah mengenal dan juga telah akrab dengan keluarganya.
    Fanya pun mencoba berdamai dengan perasaannya. Mungkin orang tua kekasihnya tersebut tengah sibuk sehingga tidak bisa hadir pada saat itu.
    Acara lamaran yang tertunda itu pun segera di langsungkan. Pihak keluarga Fanya telah sepakat untuk menerima lamaran Ray.
    Mengetahui lamarannya diterima, Ray sangat senang. Segera ia sematkan cincin yang di hiasi dengan permata berlian tersebut pada jari manis Fanya. Sepasang kekasih tersebut tengah dirundung perasaan suka cita.

    ∞∞∞

    Tak lama setelah acara lamaran tersebut, maka kedua keluarga tersebut telah sepakat untuk melaksanakan pesta pertunangan terlebih dahulu. Pesta tersebut dibuat sedemikian
    rupa, sehingga menimbulkan kesan mewah. Pesta tersebut ramai dihadiri oleh para tamu undangan dan juga khalayak ramai. pesta tersebut membuat siapa saja yang melihat perhelatan pesta tersebut akan merasa iri. Dalam pesta tersebut Ray berjanji untuk selalu membahagiakan Fanya dan ia juga telah membeli sebuah rumah lengkap dengan fasilitas mobil mewah yang nantinya akan ia tempati dan ia gunakan bersama istrinya kelak, yaitu Fanya. Mendengarkan hal tersebut, hati Fanya semakin luluh dibuatnya.
    Sepulang dari pesta pertuangan tersebut, Ray medapat telepon dari salah seorang rekannya yang memberitahukan bahwa segala bentuk kejahatannya telah di ketahui oleh pihak kepolisian. Mendengarkan berita tersebut, Ray seketika panik karena kehancurannya semakin dekat. Benar saja, tak berapa lama setelah menerima kabar tersebut, Ray langsung di jemput pihak kepolisian di kediamannya.
    Fanya yang mengetahui hal tersebut merasa dirinya tengah tersambar petir. Seluruh benteng pertahanannya goyah. Hatinya remuk redam bersama bersama terbongkarnya semua kebohongan yang tengah dilakoni Ray. Orang yang baru beberapa menit yang lalu berjanji untuk selalu membahagiakan dirinya, dan juga telah membeli sebuah rumah lengkap dengan fasilitas mobil mewah yang nantinya akan ditempati dan digunakan bersama dirinya,
    “Kemana semua janji-janji manis yang belum berapa lama ini ia ucapkan kepadaku..?? apa-apaan semua ini !!” batin Fanya memberontak. Ia tak kuasa menerima perlakuan Ray yang hanya mempermainkan perasannya.
    Tak terasa air matanya pun jatuh membasahi kedua pipinya. Ia tak menyangka Ray tega memperlakukan dirinya seperti itu. ia tak habis fikir dengan sosok yang bernama Ray tersebut. lambat laun perasaan bencinya terhadap Ray semakin membara.

    ∞∞∞

    Ray selama ini telah membohongi Fanya.
    Dahulunya Ray hanyalah seorang penjaga kebun di sebuah rumah mewah milik salah satu pengusaha muda yang terkenal kala itu. Ray pun merasa iri dengan kehidupan majikannya tersebut yang berbanding terbalik dengan dirinya. Semakin hari, rasa irinya pun
    semakin menguasai tubuhnya yang membuatnya kalap mata. Bak penjahat ulung, ia berhasil membunuh seluruh penghuni rumah mewah milik majikannya tersebut tanpa diketahui oleh orang lain. Kemudian ia mengambil kendali rumah dan semua harta milik majikannya tersebut.
    Bermodalkan harta tersebut, ia berusaha untuk mamikat hati Fanya. Ia berencana untuk menikahinya karena Fanya memang nyata benar-benar anak orang kaya.
    Akhirnya Ray pun mendekap dalam sel tahanan sesuai dengan kesalahan fatal yang telah ia perbuat. Ia dikenakan pasal berlapis atas kasus pembunuhan dan penipuan.
    Pada suatu kesempatan, Fanya yang tengah menguatkan hatinya, pergi menemui Ray di sel tahanan. Ia hanya berniat untuk mengembalikan cincin yang pernah diberikan Ray kepadanya. Ia juga meminta agar Ray tidak lagi menganggu ia dan juga keluarganya lagi. Baginya sekarang sudah tak ada lagi cinta. Yang ada hanya kebencian yang mendalam yang ia rasakan kepada sosok Ray tersebut.
    Anggota keluarga Fanya pun tak kalah bengisnya menanggapi perlakuan Ray terhadap Fanya. Hanya saja Fanya mencegat ayahnya untuk berurusan dengan makhluk yang satu itu. Ia benar-benar ingin melupakan Ray yang telah mehancurkan diriya dengan menyuguhkan cinta yang bermodalkan dusta belaka.

    Karya : Dies Soer

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comment:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Cinta Bermodal Dusta (Cerpen) Rating: 5 Reviewed By: Razelion
    Scroll to Top